Minggu, 13 Agustus 2017

Dreaming



Something I called for and yearn for.

Yesterday, as I felt into a bad decision of myself, even after I knew the situation, even after I looked for another solution, I still felt into a wrong decision. I assumed it myself, without even asking and knowing the fact. I made my own conclusion, my own calculation, all day thinking that I had choosed the right thing.

The bad is I made my bestfriend felt into that wrong decision as well.

Maybe that is what caused me so... feeling so regretful. Of course, I wronged my family too as well.

I learn a new thing after that. Don’t make your own conclusion, always make sure about anything according to the fact, not based on your own conclusion. Don’t rush thing, keep calm even in the critical situation.

Okay. Just let that one passed. I don’t really want to talk about that again. It makes my heart huurttttt.

This morning, as I woke up, I thought I really need to heal myself. Of course, the only thing I need is just my Blui and my (imaginary) hubby, Mas Suga. Kekekeke...
Listened to BTS songs while writing is the best way for healing my hurtful soul. What is BTS? Bangtansoyeondan, Beyond The Scene, Bulletproof Boys, okay, anything. I love them. The first time I fall in love this deeply in a kpop group, because of the music they made, the value they said, their personality, their life, their body, and everything, Hahahaha..... I found a group that I feel so similiar with me. So similiar that I really want to hug them, I want to ask them how can they become so succesful like that? Because I found so many similiar things in me, except that success but soon to be I hope. They make me confident to talk about dreams. The words ‘dreams’ for me used to be so frightful, burdened, something that seems so high and impossible  to reach. But, because of them...

dreams, dreaming, become something that I have to enjoy while living in this cruel world. Something like oxygen and... no need to think too much. Just do the best whatever the result to be.  

Then, why talk about ‘dreaming’ again?

Me myself is about to be fed up. Haha. But, dreams maybe is the only thing that human need to be able to live. Even after all of that falls, all of that tears, also that ungranted wish and hope, human will always be able to live because of that ‘Pandora’ things, called hope.

As I am a Moslem, not because of any means, I just want to share that in Al-Qur’an, even Allah SWT, stated it clearly in Surah Al-Balad 4-5,

“Sungguh, Aku telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa di atasnya?”

Because God will always make human into a difficult situation, a difficult situation according their own capability as stated in Al-Qur’an Surah Al-Baqarah 286. So, there are called ‘hardship’, ‘hope’, ‘prays’, and many other things that sticks together with ‘dreams’.

Anyway, remember that dreams is like oxygen. Not just to be reached or fulfilled, but more like something that we need in all of our life. Just think like that, then our life may be more lightful, brightfull, and filled by thankfulness.

Kamis, 08 Desember 2016

Up Up and Away



I woke up with suffocated feeling this morning, it feel like I don’t do something that I supposed to do or as I miss something very important in front of my eyes. I don’t know.
I think that’s because of the dream that I can’t even remember.
I hate feeling that way, because I can’t even enjoy my Suga nor doing my Skripsi. I’m too afraid to face the future, every seconds that passed feel like they choke me up
So, I decided to met up with my friend in campus instead in my room.
I feel better after that. Haha... of course, I need my friends so my heart doesn’t feel suffocating and frustating anymore.
I searched for my fav song in campus. The soundtrack from Entourage. I love that drama very much. They are sooooooooo funny!!! BTW, I love that kind of bromance. I look for my other sisterhood to come, haha...

If you are interested in Entourage, you can try listening to my recommended song

Beenzino - Up up and Away
Samuel Soe - Entourage
Dok2 - The Good
Reddy ft Spica - Noerado

Now, as I listening to my favorite songs, I feel energetic doing my task, my skripsi, haha...

Okey, semuanya memang bergenre Hip Hop. Aku baru menyadari jika Hip Hop benar-benar genre musik yang mampu membuatku tenggelam dalam alunannya. Rasanya, setiap sel yang ada di dalam tubuhku seolah
ingin ikut menari selaras dengan dentuman-dentuman musiknya.
Aku memang pertama kali tenggelam dalam genre Hip Hop karena mas kesayanganku itu, Mas Suga. Akan tetapi, entah bagaimana aku benar-benar mencintai musik Hip Hop. Karena liriknya yang begitu sulit
kuikuti, aku hanya akan mendengarkannya berulang kali dan berulang kali, tanpa pernah bosan. Aku benar-benar tenggelam dalam musik kali ini.

Suga oppa~~, gomawo yoo... ^^ for letting me fall in love with this charismatic genre. This makes me wanting Agust D moree~ and mooooreeeee~~~~
Agust D is too hot, but actually I prefer a sweet Hip Hop like Locco or the music above which I’ve been recommend. But, I know that Agust D is such a strong, swag and untouchable namja, but how can he be such a cutie and look so hot and sexy in the same time? I mean in Agust D MV, OMG I can’t even say it, I’m too biased, I’m sorry, haha...  
Let’s get over from Suga, Agust D, or Hip Hop thing, I wanna talk something that I’ve been thinking about right now.

Haha... sekalipun kini aku tetap harus mengerjakan tugas bersamaan dengan mendengarkan musik favoritku, akan tetapi aku baru sadar jika aku paling bersemangat mengerjakan tugas dengan musik yang menyala keras-keras di telingaku dan akan membuatku tertelan oleh musik dan tak ada lagi yang perlu kukhawatirkan.

Sebenarnya, tentu saja aku pernah berpikir, kenapa aku selalu mendengarkan musik favoritku ketika aku sedang mengerjakan tugas? Kenapa aku tidak bisa mendengarkan musik favoritku ketika aku benar-benar tidak melakukan hal yang lain dan hanya mendengarkan musik?

Itulah anehnya, aku selalu merasa setiap musik yang mengiringiku ketika aku sedang mengerjakan tugas adalah musik yang benar-benar asyik dan menenggelamkan, yang membuatku selalu berpikir untuk mendengarkannya tanpa adanya tuntutan lain dan hanya untuk mendengar musik saja.

Tapi setiap kali aku punya kesempatan, ternyata hanya mendengarkan musik tanpa melakukan hal lainnya terlalu membosankan dan membuatku selalu merasa berkewajiban untuk melakukan sesuatu selain mendengarkan musik. Hal itu akan membuatku secara otomatis akan bersih-bersih kamar setiap aku punya kesempatan, atau mencari buku-buku untuk kubaca, yang tentu saja semuanya akan kulakukan bersamaan dengan mendengarkan musik.

Anehnya, dengan begitu, musik yang kudengarkan selalu terdengar berkali-kali lipat lebih asyik dan menenggelamkan, dibandingkan ketika aku mendengarkannya tanpa melakukan apa pun.

Hal ini membuatku berpikir dan memberikanku kesimpulan,bahwa sekecil apapun nikmat, atau berkah yang datang pada saat-saat yang paling berat bagi kita, akan kita anggap sebagai hal yang sangat berarti dan terkadang membuat kita berpikir, andai kita bisa menikmati berkah itu lebih lama dan lebih banyak lagi, ketika kita sedang berbahagia, pastilah akan lebih menyenangkan

akan tetapi, karena sifat kita sebagai manusia, ketika nikmat yang begitu besar itu benar-benar datang ketika kita sedang  bahagia, semua itu seolah tak lagi berarti bagi kita dan kita hanya akan menginginkan hal yang lebih banyak lagi
mungkin karena itulah Tuhan menciptakan kesedihan, kelelahan, kepedihan dan kesakitan
serta hal-ha lain yang selalu kita sia-siakan kedatangannya dan kita hindari sebisa mungkin
padahal, mungkin Tuhan menciptakan itu semua untuk membuat kita menyadari nikmat-nikmat yang selama ini telah diberikan oleh Tuhan
pada segala hal,
yang tak kita sadari sebelum kepedihan dan kesakitan datang menemui kita.

So, I wanna try as much as I can, to be thankful for everything that I’ve been achieved until now, every second that gifted to me, every hardwork that I’ve been doing, every breath, every tears, every sweat, and every blood (?), that have been come out because of this hardwork which have been paid for or not.
and for this happy moment (I still think that this is a beautiful moment right now), I’m thankful for I can enjoy it as much as I can, till I fall asleep.
I try to enjoy this time that given to me, as much as I try to enjoy this music alone, without doing anything.

Selasa, 31 Maret 2015

Defining The Right Person

Ada kalanya suatu saat kita mengira bahwa seseorang adalah orang yang paling tepat bagi kita. Bahwa dialah orang yang selama ini kita cari. Bahwa dialah satu-satunya orang yang akan memahami dan mengerti apa adanya kita. Rasanya tidak ada orang lain yang pantas menjadi sahabat kita, pacar kita maupun kekasih kita, selain dia orangnya.

Hari ini sahabatku berkata padaku, dari dalam ruang hatinya yang masih cukup gelap bagiku, bahwa aku adalah orang yang berhati dingin. Katanya, aku sama sekali tidak memiliki perasaan dan kepekaan. Katanya, aku tidak pernah bisa memahaminya sedangkan dia selalu berusaha memahamiku. Katanya, apa yang aku ucapkan hanyalah kebohongan. Katanya, aku hanyalah pembuat berbagai macam harapan kosong. Katanya, dia sudah lelah dan tidak ingin lagi meneruskannya. Lalu dia hanya diam.

Aku menjawabnya dengan tersenyum tanpa memandangnya. Aku berada di daerah perbatasanku. Aku menjawab perkataannya dari dalam sudut hatiku yang tak pernah berkata bohong. Untuknya, aku selalu melakukan apa yang belum pernah kulakukan bahkan untuk kedua orang tuaku sekalipun. Untuknya, aku membukakan hatiku dan terpaksa merobohkan benteng pertahananku. Untuknya, aku selalu melakukan apa yang dia inginkan, meski baginya itu masihlah belum cukup. Hanya untuknya, aku menerimanya, mengikhlaskannya, menjadi apa pun yang dia inginkan.

Hanya untuknya. Tapi dia berkata itu masihlah belum cukup. Belum cukup. Belum cukup. Dia meneriakkan hal itu berkali-kali.

Aku mendengarnya. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Lima kali. Aku mendengarnya berkali-kali. Dan mencoba menjadi lebih baik lagi.

Tapi hari ini dia berkata lagi. Bahwa itu masihlah belum cukup. Bahwa aku masihlah begitu jauh dari standarnya.

Lalu aku mencapai batasku. Jika dia memang tidak bisa menerimaku, seperti aku menerimanya. Mungkin memang akulah yang salah. Atau memang dia yang salah.

Tapi menjadi orang lain bukanlah diriku. Jika agar dia mau menerimaku aku harus menjadi orang lain, maka aku berkata tidak untuk kali ini. Karena aku memang bukanlah orang yang tepat.
Mungkin lebih baik seperti ini. Karena aku juga sudah lelah. Karena aku tidak ingin lagi menjadi orang lain.

Untuk beberapa kali di masa lalu, aku merasa baik-baik saja jika harus menjadi orang lain untuk sementara. Asalkan dia mau bersamaku. Asalkan dia mau menemaniku. Aku merasa lengkap. Dia akan memintaku suatu saat, untuk beberapa menit menjadi orang lain dan aku akan memperagakannya dengan cukup buruk di depannya. Tapi dia masih bisa tertawa. Dia tahu aku tidak bisa menjadi orang lain dengan sempurna. Dia tahu aku benci menjadi seperti itu. Lalu dia pun akan memintaku berhenti. Dan saat itu aku merasa telah menemukan seseorang yang kucari selama ini.

Tapi lama kelamaan, dia lebih sering menuntutku menjadi seperti orang lain. Menuntutku memperagakannya terus menerus tanpa mempedulikanku. Hatinya semakin lama semakin terlihat kabur di mataku. Semakin terlihat gelap. Semakin terlihat buram. Aku tak tahu.

Kucoba mencari kacamata yang tepat, agar mataku mampu melihat hatinya lagi dengan lebih jelas. Hanya saja, sampai saat ini aku masih belum menemukannya. Dan dia tidak peduli itu. Aku mulai marah. Aku telah sampai di perbatasanku. Lalu aku hanya akan tertawa.

Tepat saat inilah. Tepat saat inilah pertama kalinya aku merasa kecewa padanya. Bukan kecewa. Aku telah marah. Dan pikiranku saat ini hanyalah, “Ya Sudahlah... ”
Hati-hati. Jika aku sudah berpikir “Ya sudahlah..” berarti aku akan lebih sulit menerimanya lagi. Sekali aku kecewa, itu akan bertahan cukup lama. Aku mungkin pelupa. Tapi hatiku sangat pandai mengingat.

Egoku memang tinggi. Mungkin lebih tinggi dari miliknya. Harga diriku juga sangatlah tinggi. Mungkin lebih tinggi dari miliknya. Itu membuatku tak pandai menjaga hubungan dengan orang lain. Meski pada dasarnya aku tidak pernah menuntut apa pun dari orang lain, tapi mereka selalu menuntutku melakukan ini dan itu, yang bukan diriku. Sebegitu... burukkah diriku? Sampai-sampai semua orang menuntutku menjadi orang lain? Apa sebegitu tidak pantaskah perilakuku ini sampai-sampai tidak ada seorang pun yang menerimaku seapa-adanya aku? Dari semua orang di dunia ini, belum pernah ada seseorang yang membebaskanku, menjadi apa adanya aku, selain adik kandungku. Ya... kurasa hanya dialah yang bisa menerimaku seapa-adanya aku. Kami marah, kami bertengkar, kami berbaikan, lalu bertengkar lagi. Dia marah, aku marah, karena kami merasa bahwa satu sama lain dari kami tidak saling sesuai. Tapi kami tidak pernah saling menuntut. Kami tahu, bahwa kami tidak bisa menjadi orang lain. Kami saling membebaskan. Kami saling peduli. Lalu kami bertengkar. Pertengkaran kami selalu diwarnai teriakan dan pukulan di sana sini. Dia lelaki, dia yang menang sekarang. Tapi aku tak pernah mau kalah. Kami bertengkar dan ketika kami sudah lelah, kami berbaikan lagi.

Pertengkaranku dan sahabatku kali ini, entah bisa teredam atau tidak. Akan menjadi akut ataukah kronik? Aku tidak tahu pasti. Tapi aku selalu memaafkannya, karena mungkin memang akulah yang salah. Tapi jika dia masih menuntutku, maka akulah yang akan menjauh. Akulah yang akan pergi.  
  

Selasa, 17 Februari 2015

Then Again (Love SHINee)



It’s around 2009 in March, when the night comes and my house was really quiet. I don’t like the quiet, really I am. Then, I brought my radio from the living room to my room. I have a big radio, which its size is about 4 until 5 palms. I turned it on, then I searched the best station in my opinion. I found it one. It was a Korean radio station from Kediri.  I found it interesting. Then I listened to the one song which made my heart flutter. It was ‘Jojo’. I didn’t know exactly what’s its means, who sings it, but then again  I just fall in love with that song. 



Two years later, it was when I have my second grade of high school. It was Rury, my classmate who acknowledge me with them. She is an Elf. Hehe, not elf or little creature which can make our dreams come true or something like that, ELF is Ever Lasting Friend. It is a fanbase of Super Junior. She defined me to Suju first, their song, their member, and all of the story about them. Then someday, she show me a video. Practice video. It was Lucifer. It was Taemin who wore a balck and white strip T-Shirt. He was so gorgeous. I fell curious about him and about them. I downloaded all of their video then. Suddenly, I found a song from SHINee which I thought I heard it before. JOJO!!! I did not believe it, I had been met by them since then. Then I know, that I have become a SHAWOL.

My life isn’t as easy as usual. I found many obstacle that blocked my way to my destination. Maybe everybody who read it has been through them all. But actually, I am a girl who didn’t have someone to talk to. I feel lonely and alone. But then, their song, made me believe that dream is something to be achieve. SHINee’s song always accompany me in my deepest condition and made me strong enough to face different and sadness.


Yesterday, it was 16th February 2015,  I fall in love again. I hope that one day, they can read this article. That because of them, I realized many things. They who make me become a better person day by day. My thankfulness that only can be showed by this plain article. SHINee who is always shine and more shine everyday and forever ever. I want to shine like them, who can shine and accept the shine from the other. Then again, I fall in love with them, always. I write it in my Indonesian language, hoped that one day they will interested with my nation and learn it, just as I am.


SHINee... terima kasih karena telah datang dan menemaniku dalam masa-masa sulitku. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa melewati saat itu dengan cepat. Saat dimana aku memilih lupa ingatan atau pun mati saat itu juga. Saat-saat dimana matahari yang bersinar cerah selalu kurutuki. Saat dimana hujan pun kutangisi. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa menikmati hari ini, hari dimana aku bertemu sahabat terbaikku sepanjang masa, Nindhi.

That was Taemin who met me with her. Without you all, SHINee, my life will be as blue as ever. Thanks to you, who made my life more colorful and joyful!  

 Lee Jinki

Lee Jonghyun

Kim Kibum
 
Choi Minho

  Lee Taemin